Kamis, 14 November 2013

HUBUNGAN INDONESIA DENGAN MALAYSIA



MAKALAH PANCASILA
” HUBUNGAN INDONESIA DENGAN MALAYSIA ”













                                                         Disusun oleh :

1.   Ilmiaziz Mumfangatin      ( G1B012092 )
2.   Isni Kurnia Dewi             ( G1B012094 )
3.   Ayu Priutami                   ( G1B012095 )
4.   Moh. Iqbal                       ( G1B012096 )
5.   Linggih Indriani              ( G1B012097 )


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
PURWOKERTO
2012
KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ” HUBUNGAN INDONESIA DAN MALAYSIA ”, sebagai salah satu tugas terstruktur Fakultas Kedokteran dan Ilmu - Ilmu Kesehatan jurusan kesehatan masyarakat.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Sukardi selaku dosen mata kuliah Pancasila yang telah menuntun penulis dalam menyelesaikan makalah ini. 
 Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karna itu penulis meminta kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
            Akhir kata, Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.



Purwokerto,    Desember 2012


                                                                                                         Penulis










DAFTAR ISI


JUDUL.……………….……………………………………………...i
KATA PENGANTAR…………….…………………………………..ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang…………………………………………………...4
B.       Identifikasi Masalah…………………………………………......5
C.       Rumusan Masalah……………………………………………....5
D.      Batasan Masalah…………………………………………….......6
E.       Tujuan Penulisan……………………………………………......6
F.        Manfaat Penulisan…………………………………………........6
BAB II  PEMBAHASAN
A.     Pengertian …………………………………………....... ..........7
B.      Jenis-Jenis ………………………………………….................8
C.      ……………………………………........................................9
D.     …………………………………………….............................10
E.     …………………………………………..................................11
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan………………………………………………...........12
B.     Saran………………………………………………………........12
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………......13
LAMPIRAN………………………………………………………. ..15



BAB I
PENDAHULUAN


A.    LATAR BELAKANG
Hubungan antara Indonesia dan Malaysia beberapa kali mengalami pasang surut. Indonesia dan Malaysia merupakan negara yang bertetangga dan satu rumpun. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian rumpun memiliki arti antara lain, kelompok tumbuhan yang tumbuh anak-beranak seakan-akan mempunyai akar yang sama, golongan besar bangsa atau bahasa yang sama asal dan jenisnya atau orang-orang yang seketurunan sama nenek moyangnya. Begitu juga dengan Malaysia dan Indonesia yang mempunyai beberap kesamaan.
Kesamaan  antara Indonesia dan Malaysia yang pertama yaitu kesamaan bahasa. Bahasa yang digunakan yaitu bahasa melayu. Bahasa ini dapat ditarik ke belakang pada masa kejayaan Kesultanan Malaka pada 1414, yang memiliki cakupan wilayah peninsula Melayu dan sebagian wilayah Sumatera. Pada masa tersebut, bahasa Melayu telah berkembang dengan pesat seiring dengan tingginya intensitas hubungan perdagangan di wilayah tersebut. Kedua, dari aspek antropologis, suku Melayu merupakan etnis mayoritas di Malaysia (50,4 persen) yang memiliki status yang cukup berpengaruh dalam kehidupan sosial, ekonomis, dan bahkan politis. Fakta akan status dominan tersebut telah menciptakan persepsi umum bahwa Malaysia yang berakar pada etnis Melayu memiliki kebersamaan dengan Indonesia yang juga memiliki etnis Melayu. Ketiga, meskipun Malaysia memiliki penduduk yang memeluk berbagai kepercayaan, Islam adalah agama resmi di negeri tersebut mengingat sekitar 60,4 persen penduduknya beragama Islam. Sementara itu, Indonesia yang memiliki penduduk muslim terbesar di dunia secara resmi mengakui agama dan kepercayaan lainnya, seperti Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Selanjutnya, suku melayu merupakan etnis mayoritas di Malaysia. Malaysia yang berakar pada etnis Melayu memiliki kebersamaan dengan Indonesia yang juga memiliki etnis Melayu.
Walaupun Indonesia dan Malaysia merupakan negara tetangga dan satu rumpun, namun potensi konflik antar dua negara ini amatlah besar.Beberapa peristiwa seperti perlakuan terhadap para pekerja Indonesia di Malaysia, kemudian klaim Malaysia terhadap produk budaya dan karya Indonesia, selalu menimbulkan protes di Indonesia dan mengarah pada ketegangan hubungan di kedua negara. Lebih dari itu, berhasilnya Malaysia memenangkan kedaulatan terhadap pulau-pulau Sipadan dan Ligitan dan klaim Malaysia terhadap wilayah laut blok Ambalat di Laut Sulawesi telah memacu protes serius di Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir ini, masyarakat Indonesia sangat sering berselisih dengan Malaysia. Pemicu perselisihan bermacam-macam dan silihberganti. Setidak-tidaknya yang masih diingat, setelah konfrontasi Indonesia-Malaysia tahun 1963 - 1965, ialah masalah pulau Sipadan dan Ligitan. Masalah tersebut banyak menyita perhatian masyarakat di keduanegara, karena kasus ini dibawa ke Mahkamah Internasional di Den Haag Belanda, dan dimenangkan oleh Malaysia. Sampai sekarang, sebagian masyarakat Indonesia masih menganggap kedua pulau itu adalah milik Indonesia yang dirampas oleh Malaysia melalui konspirasi internasional. Masalah lain yang memicu terjadinya perselisihan yang tidak ada habis - habisnya ialah penyiksaan terhadap tenaga kerja Indonesia ( TKI ), insiden perairan Ambalat, klaim budaya, dan masalah paling terakhir ialah insiden Tanjung Berikat.
Setiap muncul persoalan antara Indonesia - Malaysia,media memberitakannya secara berulang - ulang dancenderung provokatif karena menayangkan kembali peristiwa lama yang penuh heroik seperti konfrontasi Indonesia - Malaysia tahun 1963 - 1965, penyiksaan para TKI yang terus berulang yang amat menyangkitkan hati bangsa Indonesia, masalah pulau Sipadan dan Ligitan seperti dikemukakan diatas, masalah klaim budaya dan lain sebagainya. Dampaknya amat negatif, karenaperasaan benci ( tidak suka ) terhadap Malaysia, semakin tertanam dalam memori kolektif sebagian besar masyarakat Indonesia yang menganggap Malaysia sebagai saudara serumpun yang memandang enteng, remeh, dan sombong terhadap Indonesia. Ini persepsi masyarakat yang harus diteliti, dikaji, dan dipelajari kebenarannya, kemudian diberikan solusi apa yang harus dilakukan untuk menghilangkan persepsi negatif dan prasangka buruk tersebut.

B.     TUJUAN

1.      Mengetahui hubungan Indonesia dengan Malaysia.
2.      Dapat menganalisis permasalahan hubungan Indonesia dengan Malaysia dilihat dari sisi pancasila


C.    RUMUSAN MASALAH

1.      Bagaimana hubungan Indonesia dengan Malaysia ?
2.      Bagaimanakan permasalahan hubungan indonesia dengan malaysia bila dilihat dari sisi pancasila?








BAB II
ISI


Kerjasama yang terjadi antara Indonesia dan Malaysia dalam berbagai bidang tidak berjalan mulus, muncul permasalahan - permasalahan sebagi berikut :
1. Masalah Perbatasan
a.       Selat   Malaka
           Seperti halnya negara - negara yang sedang berkembang lainnya di kawasan Asia, masalah perbatasan merupakan masalah yang kerap dihadapi. Tumpang tindih pengaturan ZEE dengan beberapa negara tetangga juga berpotensi melahirkan sengketa yang dapat mengarah pada konflik internasional. Kaitannya dengan hubungan Indonesia - Malaysia,  masalah perbatasan dapat terlihat dalam kasus Selat Malaka dimana kawasan perairan tersebut diklaim oleh beberapa negara yaitu Singapura, Malaysia, dan termasuk Indonesia. Kenapa Selat Malaka begitu penting ? Karena Selat Malaka merupakan jalur lalu lintas perdagangan yang menghubungkan antara negara - negara barat dengan negara - negara timur, sehingga kawasan ini merupakan kawasan yang strategis bagi jalur perdagangan. Masalah Selat Malaka sempat akan diinternasionalisasikan, namun tidak jadi karena cukup negara - negara pantai yang menjaga perairan tersebut, yaitu Singapura, Malaysia, dan Indonesia. Penjagaan Selat Malaka dilakukan dengan cara masing - masing angkatan laut negara - negara pantai melakukan patroli bersama di sekitar wilayah perairan selat Malaka. Hingga sekarang masih belum jelas status baru Selat Malaka merupakan bagian dari wilayah negara mana.

b.      Pulau Sipa dan Ligitan dan masalah Ambalat
                      Negara Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terdiri dari 17.504 pulau dan terdapat pulau – pulau terluar yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Namun kondisi geografis tersebut kurang diperhatikan oleh pemerintah Indonesia, terutama pulau – pulau terluar                     dari      Indonesia. Hal ini terbukti dengan “ hilangnya ” Pulau Sipa dan Ligitan. Sebenarnya skenario “pengambil alihan” Pulau Sipa dan  Ligitan telah dipersiapkan sejak lama oleh Malaysia tinggal menunggu waktu yang tepat.
                     Pada tahun 2000, Malaysia membawa masalah Sipa dan Ligitan ke International Court of Justice ( ICJ ) yang pada akhirnya dimenangkan oleh Malaysia. Setelah mendapatkan Sipa dan Ligitan, Malaysia berambisi menduduki Ambalat yang diduga mengandung minyak dan gas bumi yang nilainnya amat besar mencapai miliaran dollar Amerika. Krisis hubungan ini dimulai sejak PETRONAS ( perusahaan minyak milik Malaysia ) memberikan konsesi pengeboran minyak lepas pantai Sulawesi, yaitu di blok Ambalat kepada SHELL ( perusahaan milik Inggris dan Belanda) yang mengakibatkan hubungan Indonesia - Malaysia mengalami ketegangan yang mencemaskan.
2.  Persoalan   Tenaga  Kerja    (  TKI  )
            Masalah tenaga kerja asal Indonesia, khususnya TKI ilegal, telah sejak lama menjadi ganjalan dalam hubungan Indonesia - Malaysia. Seperti yang diketahui bahwa Indonesia adalah pemasok tenaga kerja ( baik legal, maupun illegal ) paling banyak ke Malaysia yang rata - rata bekerja sebagai buruh pabrik atau pembantu rumah tangga. Banyaknya kejadian penganiayaan, pelecehan seksual, hingga tidak dibayarkannya gaji oleh majikan, para TKI dihukum tanpa alasan yang pasti.ini merupakan masalah yang kerap dihadapi oleh para TKI khususnya para TKI ilegal di Malaysia yang tak kunjung usai karena status mereka                                   yang ilegal.
3.  Masalah    Ilegal       Logging
            Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai potensi sumber daya alam ( SDA ) yang sangat besar khususnya adalah hutan yang dapat memberikan hasil - hasil hutan yang sangat menjanjikan seperti kayu, rotan, dan lain - lain. Persoalan ilegal logging yang telah lama terjadi di Indonesia mencuat kembali karena makin banyaknya kayu - kayu Indonesia yang dicuri dan dibawa keluar negeri. Malaysia yang berbatasan langsung dengan Kalimantan juga dianggap sebagai “ pencuri ” hasil hutan Indonesia. Mafia - mafia kayu tersebut membawa kayu - kayu dari Indonesia dengan cara membeli kayu dan membiayai pencuri kayu dari Kalimantan dan Papua, yang kemudian makin maraklah ilegal logging yang didukung dana dari pengusaha kayu    Malaysia.
            Dengan makin banyaknya kayu-kayu yang dicuri, Indonesia mengalami kerugian yang sangat besar karena kekayaan alamnya telah dicuri oleh negara lain dan kayu-kayu curian tersebut dijual ke Eropa atau Jepang.
Selain itu ilegal logging juga mengakibatkan kerusakan lingkungan karena makin banyaknya penebangan liar dilakukan di hutan - hutan Indonesia.
4.  Masalah  Asap         Kebakaran  Hutan
            Dampak dari kerusakan hutan Indonesia tak hanya dirasakan oleh Indonesia sendiri tapi juga oleh negara lain termasuk Malaysia. Salah satunya adalah kebakaran hutan yang terjadi akibat penggundulan hutan dan ditambah dengan fenomena El Nino yang menyebabkan kekeringan sehingga menyebabkan kebakaran hutan yang hebat seperti di hutan Kalimantan ( kasus tahun 1994 – 1997 ) dimana asap dari kebakaran hutan tersebut sampai terbawa ke negara tetangga karena tertiup angin. Karena luasnya wilayah kebakaran hutan maka terbentuklah kabut asap yang hampir menutupi beberapa daerah termasuk Malaysia. Selama kebakaran hutan di Indonesia terjadi, indeks standar pencemaran udara di Malaysia mencapai               titik      yang    membahayakan.
            Awan tebal yang menyelimuti disamping udara yang tidak sehat di wilayah tersebut menimbulkan kemarahan dari masyarakat dan pemerintah Malaysia. Kabut asap mengganggu kegiatan sehari - hari penduduk Malaysia seperti jarak pandang yang terbatas dan mereka harus menggunakan masker jika mereka melakukan              kegiatan         diluar   rumah.
5.  Masalah  Kebudayaan
            Indonesia dan Malaysia memiliki persamaan budaya, karena kedua negara berasal dari rumpun yang sama ( rumpun melayu ). Sering terjadi pengklaiman budaya dari pihak Malaysia, misalnya terjadi konflik akan lagu “Rasa Sayange” dikarenakan lagu ini digunakan oleh departemen Pariwisata Malaysia untuk mempromosikan kepariwisataan Malaysia, Pengklaiman “Batik “sebagai salah satu warisan kebudayaan bangsa oleh Malaysia, Pengklaiman seni “Reog ponorogo”, Pengklaiman alat musik “angklung”, dan contoh yang terakhir yaitu” Tari pendet”.

UPAYA – UPAYA  PEMERINTAH  INDONESIA

Detrence    (   Penangkalan                 )
               Pemerintah Indonesia harus lebih meningkatkan konsep deterrence atau penangkalan. Dengan adanya deterrence ini diharapkan dapat memberikan dampak psikologis terhadap negara-negara yang akan melakukan serangan militer ke Indonesia sehingga mereka akan mengetahui efeknya .Salah satu langkah untuk mewujudkan deterrence tersebut yaitu dengan melakukan modernisasi atau pembangunan kekuatan militer Indonesia. Pembaharuan harus benar – benar dilakukan, tidak hanya sekedar perawatan persenjataan yang telah ada tetapi kita perlu membeli senjata dan peralatan tempur lainnya yang modern juga memiliki teknologi yang canggih untuk melindungai wilayah NKRI ini. Kekuatan militer Indonesia terutama di bidang teknologi telah tertinggal jauh. Modernisasi perlu dilakukan, terutama dalam Angkatan Laut ( AL ) dan Angkatan Udara ( AU ) juga stabilisasi dalam Angkatan Darat ( AD ) untuk mempertahankan wilayah NKRI dari ancaman yang datang baik dari luar maupun dalam negeri.

Diplomasi
               Tidak semua persoalan antara Indonesia dengan Malaysia dapat diselesaikan dengan jalan militer untuk mencapai suatu penyelesaian. Kebanyakan untuk menyelesaikan masalahnya, pemerintah Indonesia dengan Malaysia melakukan hubungan diplomasi untuk membicarakan dan melakukan lobi-lobi menyangkut permasalahan yang dihadapi kedua negara. Berbagai upaya diplomasi ditempuh untuk mencari jalan keluar terbaik bagi kedua pihak tanpa melukai hubungan bilateral. Indonesia perlu meningkatkan upaya diplomasi untuk mencegah segala bentuk permasalahan yang dihadapi dengan Malaysia berkembang mejadi konflik militer. Dalam pelaksanaannya, diplomasi yang dilakukan harus diaksanakan oleh orang-orang yang ahli dalam berdiplomasi dan mengerti akan masalah yang tengah dihadapi sehingga kepentingan-kepentingan kita dapat tersampaikan dalam berbagai perundingan menyangkut hubungan Indonesia dengan Malaysia. diplomasi perlu dilakukan Indonesia setidaknya untuk membangun komunikasi dan saling pengertian diantara kedua negara sehingga Indonesia diharapkan dapat mengantisipasi permasalahan yang ada agar tidak muncul ke permukaan dan mengakibatkan terjadinya konflik.

Cooperative   Security (  Kerjasama  Keamanan  )
               Kerja sama keamanan memang perlu dilakukan oleh Indonesia,mengingat banyaknya masalah-masalah yang terjadi di kawasan-kawasan perbatasan Indoesia-Malaysia. Setidaknya dengan dilakukannya kerja sama kemanan dapat meredam konflik yang terjadi.Seperti yang dilakukan di Selat Malaka, dilakukan dengan patroli bersama di perairan tersebut dengan begitu Indonesia, Malaysia, Singapura tidak terlibat dalam peperangan namun penjagaan wilayah yang diklaim masing-masing negara.
                    Cooperative security dapat meminimalisir terjadinya konflik dan meningkatkan kerja sama antar negara di bidang pertahanan dan keamanan.misalnya Masalah piracy, illegal logging yang merupakan tantangan besar bagi kita, tapi merupakan bentuk konflik lain sehingga Indonesia tidak perlu mencurahkan dana terlalu besar. Pemerintah Indonesia bekerjasama dengan masyarakat untuk menjaga perairan beramai-ramai mengingat keterbatasan kapasitas pertahanan maritim Indonesia dengan demikan efisiensi juga dapat tercapai..Indonesia dan Malaysia juga perlu mengadakan latihan militer,gabungan berkaitan dengan banyaknya masalah kemanan yang muncul di sepanjang perbatasan antara Indonesia dengan Malaysia diamana latihan gabungan ini meliputi aspek darat, samudera, dan angkasa.Diharapkan dengan adanya latihan gabungan ini hubungan angkatan bersenjata kedua negara dapat kembali pulih.
              Di bidang non - militer, Indonesia - Malaysia pernah menjalin kerja sama dalam mengatasi kasus kabut asap di kawasan Sumatera yang menimbulkan berbagai masalah di wilayah kedua negara. Termasuk apakah nanti akan dibuat hujan buatan atau cara - cara lain disamping pengiriman tenaga untuk memadamkan kebakaran hutan.
              Pengawasan Lalu - Lintas Batas Negara Kesatuan Republik Indonesia mempunyai wilayah yang sangat luas terdiri dari sebagian besar lautan dan hanya 36,6 % berupa daratan. Daratan yang ada merupakan rangkaian dari dari beribu – ribu pulau sehingga batas - batas antar wilayah kabupaten / kota dan propinsi di dalam negeri, maupun dengan negara tetangga menjadi sangat mudah ditembus dengan berbagai cara. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia perlu meningkatkan pengawasan    lalu     lintas    batas.

Perlindungan  Warga  Negara
              Pemerintah RI memberikan perlindungan kepada warga negaranya di manapun dia berada, baik di dalam maupun di luar negeri. Perwakilan RI di luar negeri ( KBRI ) adalah lembaga pemerintah yang bertanggung jawab memberikan perlindungan kepada warga negara Indonesia ( WNI ) sebagaimana diatur dalam Undang - Undang No. 7 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri. Perlindungan yang diberikan selain layanan kesehatan, konseling, dan bantuan administratif, juga termasuk memberikan penampungan yang aman serta mengusahakan pemulangannya ke Indonesia. misalnya dalam kasus TKI di Malaysia. Pemerintah berupaya dalam berbagai cara misalnya mencakup kegiatan penampungan dalam tempat yang aman, pemulangan ( ke daerah asalnya atau ke dalam negeri ) termasuk upaya pemberian bantuan hukum dan pendampingan, rehabilitasi ( pemulihan kesehatan fisik, psikis ), reintegrasi ( penyatuan kembali ke keluarganya atau ke lingkungan masyarakatnya ) dan upaya pemberdayaan ( ekonomi, pendidikan ).
              Pemerintah berupaya meningkatan sumber daya manusia melalui pendidikan masyarakat melalui sarana dan prasarana pendidikannya, dan peningkatan pengetahuan masyarakat melalui pemberian informasi seluas - luasnya dalam berbagai aspek - aspek yang terkait, khususnya yang berkaitan dengan kebudayaan bangsa Indonesia yang merupakan identitas bangsa. Upaya lain dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan budaya ( Pengklaiman budaya Indonesia oleh Malaysia seperti batik ) adalah dengan mendaftarkan batik ke dalam jajaran daftar budaya pada UNESCO yang membuahkan hasil yang memuaskan karena pada tanggal 2 Oktober 2009. UNESCO telah mengukuhkan ‘batik’ sebagai warisan budaya Indonesia dan diakui seluruh dunia.
              Selain itu dalam kasus TKI ilegal pemerintah harus mengadakan pendekatan personal, penegakkan hukum tentang tenaga kerja lebih diperkuat agar dapat melindungi TKI yang legal dan meminimalisir para TKI yang illegal. Selain itu , pemerintah harus lebih memberikan pelayanan yang terbaik khususnya dalam prosedur birokrasi dan pembuatan paspor. Indonesia dan Malaysia membuat perjanjian bilateral yang harus mengakomodasi perlindungan terhadap TKI dan prosedur pengiriman tenaga kerja dan pengaturan hak - hak dasar TKI yang harus dihormati oleh warga Malaysia dan aparat penegak hukum. Demikian pula harus dimuat ketentuan tentang kesamaan kedudukan para TKI di depan hukum Malaysia, layaknya warga setempat.


Hubungan malaysia dengan indonesia bila dilihat dari sisi pancasila yaitu sebagai berikut
1.      Sila ke 1 ketuhanan yang maha esa
Sebagai negara yang mayoritas  sama-sama memeluk agama islam seharusnya Indonesia dengan Malaysia saling menghormati antara satu dengan yang lain, agama lainpun tentu mengajarkan untuk menghormati antara manusia yang satu dengan manusia yang lain, dengan melihat aspek ini seharusnya tali silaturahmi antar kedua negara semakin erat terjalin,  tidak memaksakan kehendak seenaknya sendiri, menghormati kedaulatan negara lain.
2.      Sila ke 2 kemanusiaan yang adil dan beradab
Banyak TKI indonesia yang meninggal di Malaysia, hal ini tentu sangat bertentangan dengan sila kedua tentang keberadaban manusia, melihat hal yang semacam ini seharusnya pemerintah Indoneia lebih tanggap menghadapi masalah ini karena hal semacam ini sangat  bertentangan dengan pancasila yang seharusnya menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan keadilan
3.      Sila ke 3 Persatuan indonesia
Melihat dari sisi sila ke tiga seharusnya hubungan antara indonesia dengan malaysia semakin membaik, karena jika persatuan diterapkan pada indonesia dan malaysia maka yang akan terjadi adalah kedamaian dan ketentraman antara kedua negara, bukannya saling menjatuhkan antara satu dengan yang lain yang akhirnya akan terjadi permasalahan yang lebih rumit lagi.
4.      Sila ke 4 kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
Melalui perwakilan masing-masing negara, Indonesia dan Malaysia seharusnya dapat memecahkan masalah yang tengah dihadapi serta saling mengingatkan satu sama lain., namun pada kenyataan yang terjadi, bangsa malaysia banyak sekali melanggar kedaulatan bangsa Indonesia, mulai dari masalah perbatasan hingga masalah kebudayaan, hal ini tentu sangat memalukan, seharusnya bangsa malaysia menghormati bangsa indonesia dangan cara tidak melakukan hal yang semacam itu yang dapat menyebabkan permasalahan antara kedua negara. 
5.      Sila ke 5 keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia
Melihat pancasila terutama sila kelima yaitu keadilan bagi seluruh bangsa Indonesia seharusnya hak asasi manusia Indonesia ditegakkan, namun kenyataan yang terjadi keadilan belum terwujudkan hal ini dapat dilihat dari banyaknya warga negara Indonesia yang tidak mendapat keadilan di Malaysia, banyak warga Indonesia yang teraniaya bahkan ada yang sampai meninggal, hal ini sangat bertolak belakang dengan sila kelima.



























BAB III
PENUTUP


A.    KESIMPULAN

Dari analisa tentang hubungan antara Indonesia dan Malaysia, dapat disimpulkan bahwa hubungan Indonesia dan Malaysia merupakan hubungan Bilateral, yaitu hubungan antar dua Negara. Indonesia dan Malaysia merupakan negara satu rumpun yang mempunyai beberapa kesamaan antara lain kesamaan dalam bahasa dan suku, yaitu sama-sama menggunakan bahasa melayu dan juga dari suku melayu. Namun dalam hubungan bernegara, tidak selamanya  berberjalan terdapat banyak permasalahan antara Indonesia dan Malaysia.
Dari permasalahan perbatasan yang hampir mengarah pada konflik militer kemudian Persoalan TKI ilegal, masalah pengklaiman budaya Indonesia oleh Malaysia. Terkadang dalam suatu konflik, satu aspek yang terkena konflik dapat merambat ke aspek-aspek lainnya. agar tidak terulang lagi atau setidaknya mengantisipasi dan meminimalisir konflik-konflk yang terjadi, Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi konflik dan perlu meningkatkan posisi tawar (bargaining position) Indonesia terhadap Malaysia. Segala upaya yang dilakukan bertujuan agar kelak tidak ada lagi permasalahan yang mengganggu hubungan kerja sama bilateral Indonesia-Malaysia.

B.     SARAN

Indonesia dan Malaysia merupakan negara yang satu rumpun melayu. Namun, pada kenyataannya masih terdapat konflik antara Indonesia dan Malaysia. Untuk itu, hubungan Indonesia dengan Malaysia perlu dieratkan, yaitu dengan cara menjalin kerjasama yang baik dalam segala hal.



DAFTAR PUSTAKA
Sekitar kita , 2009 , “ kerjasama Indonesia dan Malaysia “ , www.sekitarkita.com , 10 Desember 2012.
Tempointeraktif , 2009 , “Hubungan kerjasama Indonesia dan Malaysia“  www.tempointerkatif.com , 12 Desember 2012,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar