MAKALAH KELUARGA BERENCANA
Disusun
oleh :
Moh. Iqbal (
G1B012096 )
KEMENTERIAN PENDIDIKAN
DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL
SOEDIRMAN
JURUSAN KESEHATAN
MASYARAKAT
PURWOKERTO
2012
BAB I
PENDAHULUAN
Rentang tahun 1800-1900 jumlah
penduduk Indonesia bertambah tiga kali lipatnya. Sedangkan 1900 -2000 terjadi
pertambahan penduduk lima kali lipat dari 40,2 juta orang menjadi 205,8 juta
orang. Selama rentang 1900-2000, progran Keluarga Berencana (KB) berhasil
mencegah kelahiran 80 juta orang. "Tanpa program KB jumlah penduduk hingga
tahun 2000 diprediksi 285 juta orang, " ungkap Kepala Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Dr.Sugiri Syarief, MPA dalam acara Studium
Generale ‘Kependudukan dan Program Keluarga Berencana: Peluang dan Tantangan',
Jum'at (19/6) di Auditorium Thoyib Hadiwijaya Institut Pertanian Bogor (IPB).
Acara ini digelar Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB bekerjasama dengan BKKBN.
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif
yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian.
Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu
usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi
akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan
pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode
yang tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat
diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan
seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi (Depkes RI, 1998).
A. Pengertian Program
Keluarga
Berencana menurut UU No 10 tahun 1992 (tentang perkembangan kependudukan dan
pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran
serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan
kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga
kecil, bahagia dan sejahtera.
Program KB adalah bagian yang terpadu (integral) dalam program
pembangunan nasional dan bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi,
spiritual dan sosial budaya penduduk Indonesia agar dapat dicapai keseimbangan
yang baik dengan kemampuan produksi nasional (Depkes,1999).
Sejak
pelita V, program KB nasional
berubah menjadi gerakan KB nasional yaitu
gerakan masyarakat yang menghimpun dan mengajak segenap potensi masyarakat
untuk berpartisipasi aktif dalam melembagakan dan membudayakan NKKBS dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia
Indonesia. (Sarwono,1999).
Sasaran
program KB dibagi menjadi
2 yaitu sasaran langsung dan sasaran tidak langsung, tergantung dari tujuan
yang ingin dicapai. Sasaran langsungnya adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang
bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi
secara berkelanjutan. Sedangkan sasaran tidak langsungnya adalah pelaksana dan
pengelola KB, dengan tujuan
menurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan kebijaksanaan kependudukan
terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang berkualitas, keluarga sejahtera.
1. Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE)
2. Konseling
3. Pelayanan Kontrasepsi
4. Pelayanan Infertilitas
5. Pendidikan sex (sex education)
6. Konsultasi pra perkawinan dan konsultasi perkawinan
7. Konsultasi genetik
8. Tes keganasan
9. Adopsi
Strategi pendekatan dalam
program keluarga berencana antara lain :
1.
Pendekatan
kemasyarakatan (community approach).
Diarahkan untuk meningkatkan dan menggalakkan peran serta
masyarakat (kepedulian) yang dibina dan dikembangkan secara berkelanjutan.
2.
Pendekatan
koordinasi aktif (active coordinative approach)
Mengkoordinasikan berbagai pelaksanaan program KB dan pembangunan keluarga sejahtera sehingga dapat saling menunjang
dan mempunyai kekuatan yang sinergik dalam mencapai tujuan dengan menerapkan
kemitraan sejajar.
3.
Pendekatan
integrative (integrative approach)
Memadukan pelaksanaan kegiatan pembangunan agar dapat
mendorong dan menggerakkan potensi yang dimiliki oleh semua
masyarakat sehingga dapat menguntungkan dan memberi manfaat pada semua pihak.
4.
Pendekatan
kualitas (quality approach)
Meningkatkan kualitas pelayanan baik dari segi pemberi
pelayanan (provider) dan penerima pelayanan (klien) sesuai dengan situasi dan
kondisi.
5.
Pendekatan
kemandirian (self rellant approach)
Memberikan peluang kepada sektor pembangunan lainnya
dan masyarakat yang telah mampu untuk segera mengambil alih peran dan tanggung
jawab dalam pelaksanaan program KB nasional.
6.
Pendekatan
tiga dimensi ( three dimension approach)
Strategi tiga dimensi program KB sebagai pendekatan program KB nasional, dimana program tersebut atas dasar survey
pasangan
7.
Pelayanan
komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi dilakukan
dengan memberikan penerangan konseling, advokasi, penerangan kelompok
(penyuluhan) dan penerangan massa melalui media cetak, elektronik.
Dengan penerangan, motivasi diharapkan meningkat sehingga
terjadi peningkatan pengetahuan, perubahan sikap dan perilaku masyarakat dalam
berKB, melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan
kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga
sehingga tercapai Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS)
Dikembangkan program reproduksi keluarga sejahtera.
Para wanita baik sebagai calon ibu atau ibu, merupakan anggota keluarga yang
paling rentan mempunyai potensi yang besar untuk mendapatkan KIE dan pelayanan KB yang tepat dan benar dalam mempertahankan fungsi reproduksi.
Reproduksi
sehat sejahtera adalah suatu keadaan sehat baik fisk, mental dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan
fungsi serta proses reproduksi. Bukan
hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan serta dibentuk berdasarkan
perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material,
bertaqwa kepada Tuhan YME, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang
antar anggota dan antara keluarga dengan lingkungan.
Dalam mencapai sasaran reproduksi sehat, dikembangkan 2
gerakan yaitu: pengembangan gerakan KB yang makin mandiri dan gerakan keluarga sehat sejahtera
dan gerakan keluarga sadar HIV/AIDS. Pengayoman,
melalui program ASKABI (Asuransi Keluarga Berencana
Indonesia), tujuan agar merasa aman dan terlindung apabila terjadi komplikasi
dan kegagalan.
9.
Peran serta masyarakat dan institusi pemerintah
PSM ditonjolkan (pendekatan masyarakat) serta
kerjasama institusi pemerintah (Dinas Kesehatan, BKKBN, Depag, RS, Puskesmas).
Melalui jalur pendidikan (sekolah) dan pelatihan, baik
petugas KB, bidan,
dokter berupa pelatihan konseling dan keterampilan.
1. Hak atas informasi
Hak
untuk mengetahui segala manfaat dan keterbatasan pilihan metode perencanaan
keluarga.
2.
Hak
akses.
Yaitu hak untuk memperoleh pelayanan tanpa membedakan
jenis kelamin, agama dan kepercayaan, suku, status sosial, status perkawinan
dan lokasi.
3.
Hak
pilihan.
4.
Hak
keamanan
Yaitu hak untuk memperoleh pelayanan yang aman dan
efektif.
5.
Hak
privasi
Setiap konsumen KB berhak untuk mendapatkan privasi atau bebas dari
gangguan atau campur tangan orang lain dalam konseling dan pelayanan KB.
6.
Hak kerahasiaan
Hak untuk mendapatkan jaminan bahwa informasi pribadi yang diberikan
akan dirahasiakan.
7.
Hak harkat
Yaitu hak untuk mendapatkan pelayanan secara manusiawi,
penuh penghargaan dan perhatian.
8.
Hak
kenyamanan
9.
Hak
berpendapat
Hak untuk menyatakan pendapat secara bebas terhadap
pelayanan yang ditawarkan.
10.
Hak
keberlangsungan
Yaitu hak untuk mendapatkan jaminan ketersediaan metode KB secara lengkap dan pelayanan yang berkesinambungan
selama diperlukan.
11.
Hak
ganti rugi
Hak untuk mendapatkan ganti rugi apabila terjadi
pelanggaran terhadap hak konsumen.
1. Metode Kontrasepsi Sederhana
Metode kontrasepsi sederhana ini terdiri dari 2 yaitu
metode kontrasepsi sederhana tanpa alat dan metode kontrasepsi dengan alat.Metode
kontrasepsi tanpa alat antara lain : Metode Amenorhoe Laktasi (MAL), Coitus
Interuptus, metode Kalender, Metode Lendir Serviks (MOB), Metode Suhu Basal
Badan, dan Simptotermal yaitu perpaduan antara suhu basal dan lendir servik.
Sedangkan metode kontrasepsi sederhana dengan alat yaitu kondom,
diafragma, dan spermisida.
2. Metode Kontrasepsi Hormonal
Metode kontrasepsi hormonal pada dasarnya dibagi menjadi
2 yaitu kombinasi (mengandung hormon progesteron dan estrogen sintetik) dan
yang hanya berisi progesteron saja. Kontrasepsi hormonal kombinasi terdapat
pada pil dan suntikan/injeksi. Sedangkan kontrasepsi hormon yang berisi
progesteron terdapat pada pil, suntik dan implant.
3. Metode Kontrasepsi dengan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi ini secara garis besar dibagi menjadi
2 yaitu AKDR yang mengandung hormon (sintetik progesteron) dan yang tidak
mengandung hormon.
4. Metode Kontrasepsi Mantap
Metode kontrasepsi mantap terdiri dari 2 macam yaitu
Metode Operatif Wanita (MOW) dan Metode Operatif Pria (MOP). MOW sering dikenal
dengan tubektomi karena prinsip metode ini adalah memotong atau mengikat
saluran tuba/tuba falopii sehingga mencegah pertemuan antara ovum dan sperma.
Sedangkan MOP sering dikenal dengan Vasektomi yaitu memotong atau mengikat
saluran vas deferens sehingga cairan sperma tidak diejakulasikan.
5. Metode Kontrasepsi Darurat
Metode kontrasepsi
yang dipakai dalam kondisi darurat ada 2 macam yaitu pil dan
AKDR.
I. Kelemahan
Program KB
ini dirasa dianggap kurang memadai, karena tidak semua Posyandu di pedesaan
dibekali dengan infrastruktur dan keahlian pemeriksaan KB, ditambah lagi dengan
kurangnya presentasi tentang pengetahuan KB di daerah pedesaan, sehingga
kebanyakan masyarakat indonesia yang berdomisili di pedesaan masih kurang
pengetahuaannya tentang Program KB dan manfaatnya, mereka masih beranggapan
bahwa banyak anak banyak rezeki, padahal zaman semakin maju dan harus diimbangi
dengan pemikiran yang semakin maju pula. Selain itu masyarakat masih kurang
begitu meyakini manfaat program KB ini, banyak yang masih memandang KB dalam
sudut yang sempit, baik di kalangan masyarakat maupun para tokoh agama, dan
tokoh masyarakat. Demikian pula pelayanan kesehatan reproduksi yang berkaitan
dengan pemeriksaan kehamilan dan pelayanan IUD yang masih dianggap tabu karena
harus membuka aurat. Selain itu, masih ada persepsi bahwa kematian ibu
melahirkan adalah mati sahid dan banyak anak akan membawa rezeki. Kendala
lainnya, masih adanya anggapan atau pengetahuan dari para tokoh agama bahwa KB
hanya untuk membatasi jumlah anak atau kelahiran saja, dan belum memahami
manfaat KB dalam kesehatan. Tantangan berikutnya berasal dari sektor kesehatan,
di sektor ini pemerintah harus menambah dokter-dokter dan bidan-bidan untuk
ditempatkan di areal pedesaan, presentasi dan pendidikan pun tak luput dari
tantangan pemerintah selanjutnya. Karena dengan pembekalan terhadap masyarakat
akan membuat masyarakat bisa lebih yakin untuk melaksanakan program KB.
BAB II
INDIKATOR
KEBERHASILAN
1.
Laju pertumbuhan penduduk berkurang.
2.
Meningkatnya kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga
kecil yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan
pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia.
3.
Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang
bermutu dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.
4.
Terciptanya kesejahteraan ekonomi, spiritual dan sosial budaya
penduduk Indonesia agar dapat dicapai keseimbangan yang baik dengan kemampuan
produksi nasional
6.
meningkatnya perhatian, pemeliharaan, dan makanan yang cukup karena kehadiran anak tersebut
memang diinginkan dan direncanakan
7.
Peningkatan
kesehatan mental dan sosial orang tua yang dimungkinkan oleh adanya waktu yang cukup untuk mengasuh anak, beristirahat dan menikmati waktu
luang serta melakukan kegiatan lainnya
8.
meningkatnya perencanaan kesempatan pendidikan yang lebih baik karena
sumber-sumber pendapatan keluarga tidak habis untuk mempertahankan hidup
semata-mata
Referensi
http://911medical.blogspot.com/2008/04/artikel-makalah-tentang-kb-keluarga.html
http://web.ipb.ac.id/~tpb/?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=19
http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/07/18/kb-memberikan-keuntungan/
m.kompasiana.com/post/manajemen/2010/05/31/window-of-opportunity-peluang-tantangan-dan-bagaimana-memanfaatkannya/
http://911medical.blogspot.com/2008/04/artikel-makalah-tentang-kb-keluarga.html
http://web.ipb.ac.id/~tpb/?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=19
http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/07/18/kb-memberikan-keuntungan/
m.kompasiana.com/post/manajemen/2010/05/31/window-of-opportunity-peluang-tantangan-dan-bagaimana-memanfaatkannya/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar